Senin, 15 November 2010

Inilah Cara Padang Antisipasi Tsunami



PADANG, KOMPAS.com - Pembangunan bukit artifisial untuk kepentingan evakuasi warga saat bencana tsunami yang diprediksi menghantam Kota Padang direncanakan akan dimulai tahun depan. Sebelumnya studi kelayakan mengenai pembangunan bukit buatan itu telah dimulai sejak Maret 2009 oleh GeoHazards International dalam proyek bernama Project on Vertical Evacuation yang dipimpin oleh Veronica Cedillos.
Menurut Veronica, Minggu (3/10/2010), bukit-bukit buatan yang secara teknis dinamakan Tsunami Evacuation Raised Earth Park (TEREP) itu berupa lokasi berupa tempat umum yang lapang dan mudah dijangkau, untuk kemudian dijadikan bukit artifisial dengan ketinggian antara lima hingga sepuluh meter dengan timbunan material tanah yang digali dari lokasi lain.
Andi Syukri, koordinator lokal untuk proyek tersebut menambahkan, pembangunan bukit-bukit artifisial tidak akan mengubah fungsi lahan sebelumnya. "Kami hanya menaikkan ketinggiannya," ujar Andi.
Hingga saat ini telah ada sepuluh calon lokasi untuk pembangunan bukit buatan tersebut. Masing-masing berupa lokasi yang berada di sekitar Museum Adityawarman, Lapangan Imam Bonjol, lapangan di sekitar Basko Mal, SMP Negeri 13, wilayah Parupuk di Tabing, Terminal Lubuk Buaya, Kantor Camat Koto Tangah, Lanud Tabing, dan dua lokasi di Universitas Negeri Padang.
Dari sepuluh lokasi itu, akan disaring menjadi tiga lokasi untuk selanjutntya bakal ditentukan yang terbaik. Sejauh ini, lokasi di Universitas Negeri padang merupakan salah satu yang paling memungkinkan.
Sejumlah ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan dilibatkan dalam proyek dengan tantangan utama mengatasi kelabilan kondisi struktur tanah menghadapi guncangan gempa dan gempuran tsunami nantinya. Proses mulai awal hingga pembangunan memang disebutkan Veronica berlangsung relatif lama karena pihaknya ingin memastikan sebanyak mungkin keterlibatan para ahli dan warga lokal untuk mentransformasi pengetahuan soal pembangunan bukit buatan itu dan membuatnya di lain tempat yang berisiko terpapar gelombang tsunami.
Menurut Veronica, pembangunan bukit artifisial itu sangat penting mengingat tak kurang setengah dari total 900.000 penduduk Kota Padang berdiam di sekitar kawasan pantai pada lahan dengan ketinggian kurang dari lima meter di atas paras air laut.

http://regional.kompas.com/read/2010/10/03/2026152/Inilah.Cara.Padang.Antisipasi.Tsunami